Rabu, 04 Januari 2012

Karapan Sapi


Karapan sapi merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari daerah Madura, Jawa Timur. Dalam perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik sebuah kereta dari kayu tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi yang dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. 


Dan dalam rangka memperingati Hut Plat-M yang kedua, Plat-M mengadakan kontes SEO yang di sponsori juga oleh bloggernusantara.com dan idblognetwork.com.  Ini merupakan salah satu kontes SEO yang sangat bagus di mana mengutamakan budaya di indonesia.


Kembali ke karapan sapi, Asal usul karapan sapi juga ada beberapa versi. Versi pertama mengatakan bahwa karapan sapi telah ada sejak abad ke-14. Waktu itu karapan sapi digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh seorang kyai yang bernama Pratanu. Versi yang lain lagi mengatakan bahwa kerapan sapi diciptakan oleh Adi Poday, yaitu anak Panembahan Wlingi yang berkuasa di daerah Sapudi pada abad ke-14. Adi Poday yang lama mengembara di Madura membawa pengalamannya di bidang pertanian ke Pulau Sapudi, sehingga pertanian di pulau itu menjadi maju. Salah satu teknik untuk mempercepat penggarapan lahan pertanian yang diajarkan oleh Adi Polay adalah dengan menggunakan sapi. 

Lama-kelamaan karena banyaknya para petani yang menggunakan tenaga sapi untuk menggarap sawahnya secara bersamaan, maka timbulah niat mereka untuk saling berlomba dalam menyelesaikannya. Dan, akhirnya perlombaan untuk menggarap sawah itu menjadi semacam olahraga lomba adu cepat yang disebut karapan sapi.


Macam-macam Karapan Sapi, Karapan sapi yang menjadi ciri khas orang Madura ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1. Karap jar-ajaran (karapan latihan)

Karapan jar-jaran adalah karapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.

2. Karap Keni’ (karapan kecil)

Karapan sapi jenis ini pesertanya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari. Bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.

3. Karap Raja (karapan besar)

Perlombaan yang sering juga disebut kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.

4. Karap Onjangan (karapan undangan)

Kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.

5. Karap Karesidenen (karapan tingkat karesidenan/ gubeng)

Karapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu, yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan. seperti halnya kerapan yang akan dilaksanakan besok pada tanggal 23 oktober 2011.


Sebelum kerapan sapi dimulai semua sapi-kerap diarak memasuki lapangan. Kesempatan ini selain digunakan untuk melemaskan otot-otot sapi, juga merupakan arena pamer keindahan pakaian dan hiasan dari sapi-sapi yang akan dilombakan. Setelah parade selesai, pakaian dan seluruh hiasan itu mulai dibuka. Hanya pakaian yang tidak mengganggu gerak tubuh sapi saja yang masih dibiarkan melekat.

Setelah itu, dimulailah lomba pertama untuk menentukan klasemen peserta. Seperti dalam permainan sepak bola, dalam babak ini para peserta akan mengatur strategi untuk dapat memasukkan sapi-sapi pacuannya ke dalam kelompok ‘papan atas’ agar pada babak selanjutnya (penyisihan), dapat berlomba dengan sapi pacuan dari kelompok ‘papan bawah’.

Selanjutnya adalah babak penyisihan pertama, kedua, ketiga dan keempat atau babak final. Dalam babak penyisihan ini, permainan memakai sistem gugur. Dengan kata lain, sapi-sapi pacuan yang sudah dinyatakan kalah, tidak berhak lagi ikut dalam pertandingan babak selanjutnya. Sedangkan, bagi sapi pacuan yang dinyatakan sebagai pemenang, nantinya akan berhadapan lagi dengan pemenang dari pertandingan lainnya. Begitu seterusnya hingga tinggal satu pemain terakhir yang selalu menang dan menjadi juaranya.
 
Nilai kerja keras tercermin dalam proses pelatihan sapi, sehingga menjadi seekor sapi pacuan yang mengagumkan (kuat dan tangkas). Untuk menjadikan seekor sapi seperti itu tentunya diperlukan kesabaran, ketekunan dan kerja keras. Tanpa itu mustahil seekor sapi pacuan dapat menunjukkan kehebatannya di arena lomba kerapan sapi.

Nilai kerja sama tercermin dalam proses permainan itu sendiri. Permainan kerapan sapi, sebagaimana telah disinggung pada bagian atas, adalah suatu kegiatan yang melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak itu satu dengan lainnya saling membutuhkan. Untuk itu, diperlukan kerja sama sesuai dengan kedudukan dan peranan masing-masing. Tanpa itu mustahil permainan kerapan sapi dapat terselenggara dengan baik.


Nilai persaingan tercermin dalam arena kerapan sapi. Dalam konteks ini para peserta permainan kerapan sapi berusaha sedemikian rupa agar sapi pacuannya dapat berlari cepat dan mengalahkan sapi pacuan lawan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, masing-masing berusaha agar sapinya dapat melakukan hal itu sebaik-baiknya. Jadi, antar peserta bersaing dalam hal ini.

Nilai ketertiban tercermin dalam proses permainan kerapan sapi itu sendiri. Baik itu kerapan sapi atau permainan lainnya, bahwa ketertiban selalu diperlukan. Ketertiban ini tidak hanya ditunjukkan oleh para peserta, tetapi juga penonton yang mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat. Dengan sabar para peserta menunggu giliran sapi-sapi pacuannya untuk dipacu. Sementara, penonton juga mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Mereka tidak membuat keonaran atau perbuatan-perbuatan yang anarkis (tidak sama dengan permain sepak bola indonesia).

Dan, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.

3 komentar:

  1. wih keren banget ini blognya


    TENTANG SAPI tentang CUR DONK OM SEKALII2

    BalasHapus
  2. Sapi tradisi asli indonesia punya dan sudah di akui di dunia... kommentar juga ya ke blog ku http://computerindonesia.blogspot.com/2012/01/karapan-sapi.html

    BalasHapus
  3. sobb tukar Link yo

    http://landasaninfo.blogspot.com

    BalasHapus